Sabtu, 26 November 2011

BAB 7


PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
1.  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
      didesa.
2.  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
      pada orang-orang lain.
3.  Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
      batasbatas yang nyata.
4.  Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
      diperoleh warga kota daripada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,
      menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor
      kepentingan daripada faktor pribadi.
6.  Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu
      bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang lebih sangat penting untuk
     dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata dikota-kota, sebab kota-kota
     biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
Hubungan Desa-kota, hubungan pedesaan-perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.


   ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
       Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya
       mengandung 5 unsur yang meliputi :
       a. Wisma
       b. Karya
       c. Marga
       d. Suka
       e. Penyempurnaan
   Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
a.       Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut sutarjo kartodikusuma menggemukakan sebagai berikut desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintah sendiri 

Menurut bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi polotik dan kultur yang terdaoat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruh secara timbale balik dengan daerah lain

Sedang menurut  paul H. Landis : desa adalah penduduknya krang dari 2.500
Jiwa . dengan ciri2 sebagai berikut :
a)    Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa .
b)    Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c)    Cra berusaha (ekonomi) dalah garis yang paling umum yang sangat alam seperti :iklim , keadaan alam , kekayaan alam sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat Sembilan
Menolong keguyuban , persaudaraan , gotong royong kepribadian dalam berpakaian adat istiadat kesenian kehidupan moral susila danb lain-lain yang mempunyai cirri yang jelas

Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota . orang yang melakuakan urbanisasi disebut urban .

Sebab-sebab Urbanisasi

1.    Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamanya (push factors)
2.    Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota (pull factors)
Pada mulanya mAsyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan
pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat
perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara
mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasala
han.
    Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.    Sederhana
2.    Mudah curiga
3.    Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.    Mempunyai sifat kekeluargaan
5.    Lugas atau berbicara apa adanya
6.    Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.    Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.    Menghargai orang lain
9.    Demokratis dan religius
10.  Jika berjanji, akan selalu diingat
    Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
   Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
      keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan
      keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid,
      gereja, dan lainnya.
       2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
             bergantung pada orang lain
       3.  di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena
              perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
       4.   jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
        5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
             pribadi daripada kepentingan umum.
       Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan
       dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang
       pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya,
      masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan
      pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

contoh artikel masyarakat perkotaan
Membangun Budaya Hidup Bersih Harus Dimulai dari Atasan
Purbalingga – Kebiasaan melakukan stresing hanya pada saat akan ada penilaian, harus segera dirubah dengan membangun budaya bersih di kalangan masyarakat. Wakil Bupati Purbalingga Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto MM menuturkan, untuk membangun budaya bersih dibutuhkan tiga tahapan. Yakni membangun kesadaran dan pengertian bahwa kita perlu bersih. Tahap berikutnya, kata Wabup adalah membangun kebiasaan itu menjadi perilaku dan selanjutnya membangun perilaku menjadi sebuah kultur.
“Kita harus memulai dari para atasan. Artinya, semua pimpinan tanpa kecuali, harus menjadi role models (panutan), sehingga masyarakat akan bisa termotivasi untuk berbudaya hidup bersih,” katanya dalam sebuah forum koordinasi persiapan penilaian Adipura di Operation Room Graha Adiguna Purbalingga, Rabu (2/11).
Wabup mencontohkan, sewaktu dirinya bertugas di kota Padang tahun 80-an, budaya hidup bersih warga kota itu sudah tinggi. Kemudian perubahan besar juga terjadi di kota Palembang dari tahun 2002 ke 2006. Palembang yang pada waktu itu terkenal sebagai kota yang “Jorok” berubah total pada 2006 menjadi kota yang bersih. Ternyata kiat yang dijalankan Walikota saat itu, Edy Santana Putra adalah mengharuskan semua pimpinan agar memberi contoh hidup bersih. “Bahkan seorang Walikota, seperti Pak Edy mau mengambil permen karet yang tercecer di jalan tanpa rasa ragu dan membuangnya ke tempat sampah,” ungkap Wabup bercerita.
Karenanya, Wabup menghimbau semua pimpinan disemua tingkatkan mampu menjadi teladan bagi warganya. “Mari kita tanamkan kepada seluruh masyarakat untuk menyadari bahwa kebutuhan bersih dan hijau menjadi kebutuhan utama untuk membangun kota yang sehat,” pintanya.
Dia berkeyakinan, kalau semua pemimpin sudah bisa menjadi contoh, dengan proses yang tidak terlalu lama seluruh komponen masyarakat akan ikut berbudaya hidup bersih.
Diakui Wabup, saat ini pekerjaan yang paling susah adalah memberikan kesadaran kepada para pedagang yang rumahnya di pinggir jalan. “Terus terang ini yang paling susah. Tetapi pendekatannya harus kita pikirkan bersama agar mereka tidak sekedar mencari duit tapi juga kebersihan lingkungannya tetap bisa dijaga,” katanya.
Untuk menangani lingkungan pertokoan yang ada diwilayah perkotaan, Bupati Purbalingga bahkan sudah menugaskan Camat kota bersama Kantor Lingkungan Hidup, Bagian Pembangunan dan para Kepala Kelurahan. Mereka diminta terus mengedukasi para pemilik toko agar berpartisipasi mensukseskan Adipura.

seumber : http : google.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar